Mampu menguasai emosi, seringkali orang
menganggap remeh masalah ini. Padahal kecerdasan otak saja tidak cukup
mengantarkan seseorang mencapai kesuksesan. Justru pengendalian emosi yang baik
menjadi faktor penting penentu kesuksesan hidup seseorang.
Kecerdasan
emosi adalah sebuah gambaran mental dari seseorang yang cerdas dalam
menganalisa, merencanakan dan menyelesaikan masalah; mulai dari yang ringan
hingga kompleks. Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa memahami, mengenal dan
memilih kualitas mereka sebagai insan manusia. Orang yang memiliki kecerdasan
emosi bisa memahami orang lain dengan baik dan membuat keputusan dengan bijak.
Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait erat dengan bagaimana seseorang dapat
mengaplikasikan apa yang ia pelajari tentang kebahagiaan, mencintai dan
berinteraksi dengan sesamanya. Dia pun tahu tujuan hidupnya dan akan
bertanggung jawab dalam segala hal yang terjadi dalam hidupnya, sebagai bukti
tingginya kecerdasan emosi yang dimilikinya.
Kecerdasan emosi lebih terfokus pada
pencapaian kesuksesan hidup yang tidak tampak. Kesuksesan bisa tercapai ketika
seseorang bisa membuat kesepakatan dengan melibatkan emosi, perasaan dan
interaksi dengan sesamanya. Terbukti, pencapaian kesuksesan secara materi tidak
menjamin kepuasan hati seseorang.
Di
tahun 1990, Kecerdasan Emosi atau disebut EQ, dikenalkan melalui pasar dunia.
Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang untuk mengatasi dan menggunakan emosi
secara tepat dalam setiap bentuk interaksi lebih dibutuhkan daripada kecerdasan
otak (IQ) seseorang.
Sekarang mari kita lihat, bagaimana
emosi bisa mengubah segala keterbatasan menjadi hal yang luar biasa.
Seorang miliuner kaya di Amerika
Serikat, Donald Trump adalah contoh
apik dalam hal ini. Di tahun 1980 hingga 1990, Trump dikenal sebagai pengusaha real estate yang cukup sukses, dengan
kekayaan pribadi yang diperkirakan sebesar satu miliar US dollar. Dua buku
berhasil ditulis pada puncak karirnya, yaitu "The Art of The Deal dan Surviving at the Top". Namun
jalan yang dilalui Trump tidak selalu mulus. Ingat depresi yang melanda dunia
di akhir tahun 1990? Pada saat itu harga saham properti pun ikut anjlok dengan
drastis. Hingga dalam waktu semalam, kehidupan Trump menjadi sangat
berkebalikan. Trump yang sangat tergantung pada bisnis propertinya ini harus
menanggung hutang sebesar 900 juta US Dollar! Bahkan Bank Dunia sudah
memprediksi kebangkrutannya. Beberapa temannya yang mengalami nasib serupa
berpikir bahwa inilah akhir kehidupan mereka, hingga benar-benar mengakhiri
hidupnya dengan cara bunuh diri.
Di sini kecerdasan emosi Trump
benar-benar diuji. Bagaimana tidak, ketika ia mengharap simpati dari mantan
istrinya, ia justru diminta memberikan semua harta yang tersisa sebagaiganti
rugi perceraian mereka. Orang-orang yang dianggap sebagai teman dekatnya pun
pergi meninggalkannya begitu saja. Alasan yang sangat mendukung bagi Trump
untuk putus
asa
dan menyerah pada hidup namun itu tidak dilakukannya.
Trump justru memandang bahwa ini
kesempatan untuk bekerja dan mengubah keadaan. Meski secara finansial ia telah
kehilangan segalanya, namun ada
intangible asset yang tetap dimilikinya. Ya, Trump memiliki pengalaman dan
pemahaman bisnis yang kuat, yang jauh lebih berharga dari semua hartanya yang
pernah ada.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Enam bulan kemudian Trump sudah berhasil
membuat kesepakatan terbesar dalam sejarah bisnisnya. Tiga tahun berikutnya,
Trump mampu mendapat keuntungan sebesar US$3 milliar. Ia pun berhasil menulis
kembali buku terbarunya yang diberi judul "The
Art of The Comeback". Dalam bukunya ini Trump bercerita bagaimana
kebangkrutan yang menimpanya justru menjadikannya lebih bijaksana, kuat dan
fokus daripada sebelumnya. Bahkan ia berpikir, jika saja musibah itu tidak
terjadi, maka dia tidak akan pernah tahu teman sejatinya dan tidak akan
menjadikannya lebih kaya dari yang sebelumnya.
“Kecerdasan emosi memberikan
seseorang keteguhan untuk bangkit dari kegagalan, juga mendatangkan kekuatan
pada seseorang untuk berani menghadapi ketakutan.”
Berikut Tips Cara Mengasah Kecerdasan
Emosi:
1. Selalu
hidup dengan keberanian.
Latihan dan berani mencoba hal-hal baru
akan memberikan beragam pengalaman dan membuka pikiran dengan berbagai
kemungkinan lain dalam hidup.
2. Selalu
bertanggung jawab dalam segala hal.
Ini akan menjadi jalan untuk bisa mendapatkan
kepercayaan orang lain dan mengendalikan kita untuk tidak mudah menyerah. "Being accountable is being
dependable."
3. Berani
keluar dari zona nyaman.
Mencoba keluar dari zona nyaman akan
membuat kita bisa mengeksplorasi banyak hal.
4. Mengenali
rasa takut dan mencoba untuk menghadapinya.
Melakukan hal ini akan membangun rasa
percaya diri dan dapat menjadi jaminan bahwa segala sesuatu pasti ada
solusinya.
5. Bersikap
rendah hati.
Mau mengakui kesalahan dalam hidup justru
dapat meningkatkan harga diri kita.
So,
yuk belajar menguasai kecerdasan emosi karena mengendalikan emosi merupakan
salah satu faktor penting yang bisa mengendalikan kita menuju sukses dan juga
menikmati warna-warni kehidupan. :)
[Sumber: AsianBrainNewsletter.com oleh Anne Ahira]
"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah. Tetapi marah
pada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi
tujuan yang benar dan dengan cara yang baik, bukanlah hal mudah."
(The Nicomachean Ethics by Aristoteles)
“Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara
istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan
jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka
sesungguhnya ALLAAH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS.
At-Taghaabun: 14 )
“Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, sesungguhnya
(perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.”
(QS.
Asy-Syuura: 43 )
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah)
orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang
mengandung) keselamatan.”
(QS.
Al-Furqaan: 63)